PENDAPAT PARA
AHLI
MENGENAI DEFINISI
FILSAFAT
Secara etimologis,
filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia,
yang terdiri dari dua suku kata, philos,
yang artinya cinta atau suka, dan sophia,
yang artinya bijaksana. Maka, secara etimologis dapat diartikan, filsafat
adalah suka atau cinta kepada kebijaksanaan (Makmur, 2008).
Adapun beberapa
definisi filsafat dari para ahli, yaitu:
Aristoteles,
(dalam Makmur, 2008);
“Filsafat adalah
pengetahuan teoritis yang menelaah peradaban yang abadi, tidak berubah, dan
tidak terpisah dari materi”.
Plato,
(dalam
Kattsoff, 1987);
“…filsafat
memang tidak lain daripada usaha mencari kejelasan dan kecermatan secara gigih
yang dilakukan secara terus menerus”.
Kattsoff
(1987);
“Filsafat
merupakan suatu analisa secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran mengenai
suatu masalah, dan penyusunan secara sengaja serta sistematis suatu sudut
pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan”. Dan,
“Filsafat
merupakan hasil menjadi sadarnya manusia mengenai dirinya sendiri sebagai
pemikir, dan menjadi kritisnya manusia terhadap diri sendiri sebagai pemikir di
dalam dunia yang dipikirkannya”.
Beerling,
Kwee, Mooij, and Van Peursen (1988);
“Filsafat ilmu
adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk
memperolehnya. Dengan kata lain, filsafat ilmu sesungguhnya merupakan suatu
penyelidikan lanjutan atau filsafat ilmu merupakan suatu bentuk pemikiran
secara mendalam yang bersifat lanjutan”
Stramel
(2002);
“Filsafat adalah
cara berpikir tentang dunia dan cara berpikir tentang pemikiran kita sendiri”.
Bambang
Q-Anees dan Radea Juli A. Hambali (2003);
“Filsafat bukan
perkara yang jauh dari kehidupan kita. Filsafat adalah menjernihkan konsep,
menjernihkan bahasa agar kita bisa mengerti; filsafat adalah menemukan jalan
hidup agar kita lebih manusiawi”.
Makmur
(2008);
“Filsafat adalah
berpikir secara matang dan mendalam terhadap segala sesuatu yang berkaitan
dengan kepercayaan atau obyek tertentu sampai kepada inti persoalan yang
sesungguhnya”.
Sehingga berfilsafat atau
kegiatan kefilsafatan dapat diartikan sebagai:
Stramel
(2002);
“Kegiatan nalar yang diarahkan pada berbagai
masalah penting dan fundamental tentang semua hal”.
Kattsoff
(1987);
“Perenungan atau
pemikiran”.
Makmur
(2008);
“Rangkaian
kegiatan atau aktivitas dengan menggunakan pemikiran dan perasaan manusia”
Semoga materi sederhana ini dapat
menjadi bahan “perenungan atau pemikiran” sekaligus menambah wawasan keilmuan
kita, dan semoga mendapat Berkah-Nya… Amin.
Referensi:
Beerling,
Kwee, Mooij, Van Peursen. 1988. Pengantar
Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Bayu Indra Grafika
Kattsoff,
Louis O. 1987. Pengantar Filsafat.
Terjemahan Cetakan Kedua. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya
Makmur,
H. 2008. Filsafat Administrasi. Cetakan
Kedua. Jakarta: Bumi Aksara
Stramel,
James S. 2002. Cara Menulis Makalah
Filsafat. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Q-Anees,
Bambang dan Radea Juli A. Hambali. Filsafat
untuk Umum. Jakarta Timur: Prenada Media