Senin, 29 September 2014

Materi 2 Ilmu Sosial Budaya Dasar

Materi Kuliah ISBD: Pertemuan II

MATERI KULIAH
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)


Hafiz Elfiansya Parawu, ST., M.Si.

Pertemuan II
INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT,
DAN INTERAKSI SOSIAL


A.    INDIVIDU
Individu berasal dari kata Latin “individuum”, artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia.
Individu terdiri atas 2 (dua) dimensi:
1.  Dimensi fisik (lahiriah)
2.  Dimensi psikis (batiniah)
Potensi lahiriah yang mengacu pada potensi fisik dapat berupa gerakan tubuh dan pancaindera. Potensi batiniah yang mengacu pada potensi psikis dapat berupa inteligensia, emosi, dll.
1.  Dimensi fisik
Kehadiran individu dalam kelompok keluarga maupun kelompok masyarakat ditandai dengan wujud fisiknya. Wujud fisik sebagai bagian dari alam selalu tunduk pada alam. Wujud fisik ini tersusun dan memunyai struktur fisika (memiliki berat, volume, dan sifat fisika lainnya). Individu lahir, kemudian menjadi dewasa lalu meninggal, atau ia dari kecil, kemudian menjadi besar, merupakan gejala kealaman, yang terjadi sesuai dengan kondisi alamnya. Tiap individu memiliki ciri tersendiri dan selalu mengalami perubahan dan perkembangan.
3 (tiga) tahap perkembangan fisik/ biologis individu menurut pendapat Aristoteles:
Perkembangan fisik individu terjadi pada setiap masa (7 (tujuh) tahun.
§  Tahap I  : 0 th – 7 th :  masa anak kecil atau masa bermain
§  Tahap II : 7 th – 14 th :  masa anak, masa remaja, atau masa sekolah rendah
§  Tahap III : 14 th – 21 th : masa remaja, atau pubertas masa peralihan dari anak menjadi dewasa
Faktor-faktor penunjang kehidupan individu:
Pangan : terdiri atas zat/ sumber tenaga (seperti karbohidrat), lemak dan protein serta zat pembangun (seperti protein, mineral, dan air), serta zat pengatur (seperti vitamin, mineral, protein, dan air).
Sandang : sebagai alat adaptasi terhadap kondisi alam (iklim) yang berlainan (panas dan dingin).
Papan : usaha berlindung dari ancaman alam yang tidak bersahabat (hujan, terik matahari, binatang buas, dsb).
2.  Dimensi psikis
Wujud individu tidak pernah lepas dari wujud psikisnya. Fungsi psikis sangat berpengaruh terhadap gerak dan tingkah laku fisik, begitu pula sebaliknya.
Tenaga kejiwaan Menurut Sigmund Freud, yang sangat menonjol disebut dengan libido seksualis, yang merupakan naluri tunggal dan merupakan sumber dari semua tingkah laku dan perbuatan manusia.
Libido seksualis merupakan sumber perbuatan dan tingkah laku manusia yang mendorong manusia untuk hidup dan mati.
 Tenaga kejiwaan menurut Marimba (1980), meliputi: Karsa, Rasa, dan Cipta
1.  Karsa
Kemampuan yang mendorong untuk melakukan kegiatan (nafsu keinginan, hasrat hawa nafsu, dan kemauan)
2.  Rasa
Kemampuan yang bersifat keharusan, kesenangan, ketidaksenangan, dll, yang berhubungan erat dengan jasmaniah (rasa dingin, rasa sakit, dll)
3.  Cipta
Kemampuan menciptakan sesuatu dan memecahkan problematika hidup

2.     KELUARGA
Keluarga adalah kelompok individu yang utama dan pertama Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Dalam hubungannya dengan perkembangan individu, keluarga sering dikenal dengan sebutan primary group. Keluarga inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat. Keluarga dapat dibentuk melalui persekutuan-persekutuan individu karena adanya hubungan darah perkawinan ataupun adopsi.
Keluarga dibentuk dari dua orang individu yang berlainan jenis kelamin yang diikat tali perkawinan. Ada juga keluarga yang dibentuk tanpa ikatan perkawinan, namun tetap menganut pola-pola yang berlaku layaknya suami-istri. Kekerabatan seseorang dengan orang lain karena keterkaitan garis keturunan dari pihak ayah disebut patrinial. Kekerabatan seseorang dengan orang lain karena keterkaitan garis keturunan dari pihak ibu disebut matrinial.
Keterpisahan seseorang dari keluarga, tidak menghilangkan kekerabatan dengan keluarga asalnya, karena kekerabatan terkait dengan garis keturunan. Jika seorang laki-laki masuk ke keluarga sang istri disebut matrilokal. Jika seorang wanita masuk ke keluarga sang suami disebut patrilokal.
Ditinjau dari aspek tanggung jawab dan kewajiban, kekerabatan keluarga terbagi 2 (dua), yaitu: gemein schaft dan gessel schaft.
Gemein schaft
Kekerabatan keluarga dengan perasaan kesetiakawanan dan kesadaran kolektif yang besar.
Gessel schaft
Kekerabatan yang jauh pertaliannya dengan tidak diikat oleh perasaan kesetiakawanan dan kesadaran kolektif yang besar.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keluarga, yaitu:
1.  Status sosial ekonomi keluarga
2.  Faktor keutuhan keluarga
3.  Sikap dan kebiasaan orang tua
4.  Kepatuhan setiap anggota keluarga terhadap norma yang diterapkan dalam keluarga
Keluarga sebagai wadah kehidupan individu, berperan penting dalam membina dan mengembangkan individu yang bernaung di dalamnya. Keluarga sebagai kelompok kecil dan bagian dari masyarakat, merupakan wadah proses sosialisasi paling dini bagi tiap anggotanya untuk menuju pergaulan masyarakat yang lebih kompleks dan luas.
 Fungsi keluarga (William F. Ogburn), yaitu:
1.Fungsi pelindung
2.Fungsi ekonomi
3.Fungsi pendidikan
4.Fungsi rekreasi
5.Fungsi agama
Perkawinan merupakan elemen pembentukan keluarga. Perkawinan di awali keterkaitan seorang pria dan wanita untuk menjalin hubungan dan hidup bersama untuk mencapai tujuan bersama. Ahli sosiologi: “Perkawinan merupakan penyatuan antar satu orang pria atau lebih dengan seorang wanita atau lebih yang diberi kekuatan sanksi sosial dalam suatu hubungan suami istri”.
Pemilihan jodoh sebelum proses perkawinan, difokuskan pada pemilihan orang yang dapat bekerja dan hidup bersama untuk mencapai tujuan bersama atas dasar saling pengertian. Faktor perbedaan yang dibawa masing-masing pihak (kekurangan dan kelebihan) serta fungsi masing-masing, memerlukan proses adaptasi, yang biasanya tidak sepenuhnya dapat diterima dan dilakukan oleh setiap individu yang memasuki jenjang perkawinan.

C.    MASYARAKAT
Lahirnya masyarakat di awali adanya ketergantungan seseorang kepada orang lain untuk bekerja sama dan mencapai tujuan bersama. Perbedaan prinsip, nilai, tujuan, dan kepentingan masyarakat, melahirkan 2 (dua) macam bentuk masyarakat:
1.  Masyarakat paguyuban (gemein schaft)
Masyarakat yang diliputi perasaan setia kawan dan keadaan kolektif yang besar. Ciri-cirinya: taat, rela berkorban, dan solidaritas yang kokoh dan permanen, serta pemenuhan hak tidak selalu dikaitkan dengan kapasitas kewajiban.
2.  Masyarakat patembayan (gessel schaft)
Masyarakat dengan pertalian yaang lebih renggang dan hanya untuk mencapai tujuan bersama semata. Ciri-cirinya: kesetiaan, kepatuhan, dan solidaritas yang sementara serta pemenuhan hak seseorang didasarkan pada pemenuhan kewajiban
Ada 2 (dua) tingkatan masyarakat, yaitu:
1.  Masyarakat tradisional
Karakteristiknya:
§  Sangat erat dan tergantung dengan lingkungan hidupnya (manusia, benda, kondisi alam)
§  Mata pencaharian sebagai petani dan nelayan dengan teknologi sederhana
§  Melakukan perladangan berpindah
§  Kental dengan kesederhanaan dan gotong royong
§  Terdapat masyarakat elite (tuan tanah/ rentenir)
§  Pemimpinnya cenderung otokratis berdasarkan aturan adat
2.  Masyarakat modern
Karakteristiknya:
§  Mata pencaharian di sektor jasa dan perdagangan (bukan pertanian semata)
§  Pertanian dengan menggunakan teknologi dan tenaga terampil
§  Sudah bisa memproduksi barang sesuai permintaan pasar

 D.    INTERAKSI SOSIAL
Manusia selalu hidup bersama dan berada di antara manusia lainnya. Manusia bergaul, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam diri manusia terdapat dorongan untuk hidup bermasyarakat di samping dorongan keakuan, yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri. Interaksi sosial bisa dalam berbagai bentuk, mis: hubungan antar pribadi, berkoperasi, dan mengikatkan diri pada suatu kelompok. Tiap individu yang lahir ke dunia, memiliki dan membawa dorongan untuk berinteraksi dengan sesamanya. Dorongan berinteraksi sosial inilah yang menyebabkan seorang individu dapat menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadinya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar