Materi Kuliah ISBD: Pertemuan II
ILMU SOSIAL BUDAYA
DASAR (ISBD)
Hafiz
Elfiansya Parawu, ST., M.Si.
Pertemuan II
INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT,
DAN INTERAKSI SOSIAL
A.
INDIVIDU
Individu
berasal dari kata Latin “individuum”,
artinya yang tidak terbagi, maka
kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak
dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan
yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan. Istilah individu
dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia,
dapat pula diartikan sebagai manusia.
Individu
terdiri atas 2 (dua) dimensi:
1. Dimensi
fisik (lahiriah)
2. Dimensi
psikis (batiniah)
Potensi lahiriah yang mengacu pada potensi
fisik dapat berupa gerakan tubuh
dan pancaindera. Potensi
batiniah yang mengacu pada potensi psikis
dapat berupa inteligensia, emosi, dll.
1. Dimensi
fisik
Kehadiran
individu dalam kelompok keluarga maupun kelompok masyarakat ditandai dengan
wujud fisiknya. Wujud fisik sebagai bagian dari alam selalu tunduk pada alam.
Wujud fisik ini tersusun dan memunyai struktur fisika (memiliki berat, volume,
dan sifat fisika lainnya). Individu lahir, kemudian menjadi dewasa lalu
meninggal, atau ia dari kecil, kemudian menjadi besar, merupakan gejala
kealaman, yang terjadi sesuai dengan kondisi alamnya. Tiap individu memiliki
ciri tersendiri dan selalu mengalami perubahan dan perkembangan.
3
(tiga) tahap perkembangan fisik/ biologis individu menurut pendapat
Aristoteles:
Perkembangan
fisik individu terjadi pada setiap masa (7 (tujuh) tahun.
§ Tahap I : 0 th – 7
th : masa anak kecil atau masa bermain
§ Tahap II : 7 th – 14 th
: masa anak, masa remaja, atau masa sekolah rendah
§ Tahap III : 14 th – 21
th : masa remaja, atau pubertas masa peralihan dari anak menjadi
dewasa
Faktor-faktor penunjang
kehidupan individu:
Pangan :
terdiri atas zat/ sumber tenaga (seperti karbohidrat), lemak dan protein serta
zat pembangun (seperti protein, mineral, dan air), serta zat pengatur (seperti
vitamin, mineral, protein, dan air).
Sandang :
sebagai alat adaptasi terhadap kondisi alam (iklim) yang berlainan (panas dan
dingin).
Papan :
usaha berlindung dari ancaman alam yang tidak bersahabat (hujan, terik matahari,
binatang buas, dsb).
2. Dimensi
psikis
Wujud
individu tidak pernah lepas dari wujud psikisnya. Fungsi psikis
sangat berpengaruh terhadap gerak dan tingkah laku fisik, begitu
pula sebaliknya.
Tenaga kejiwaan Menurut Sigmund Freud, yang sangat menonjol
disebut dengan libido seksualis,
yang merupakan naluri tunggal
dan merupakan sumber dari semua tingkah laku dan perbuatan manusia.
Libido seksualis merupakan
sumber perbuatan dan tingkah laku manusia yang mendorong
manusia untuk hidup dan mati.
Tenaga
kejiwaan
menurut Marimba (1980), meliputi: Karsa,
Rasa, dan Cipta
1. Karsa
Kemampuan
yang mendorong untuk melakukan kegiatan (nafsu keinginan, hasrat hawa nafsu,
dan kemauan)
2. Rasa
Kemampuan
yang bersifat keharusan, kesenangan, ketidaksenangan, dll, yang berhubungan
erat dengan jasmaniah (rasa dingin, rasa sakit, dll)
3. Cipta
Kemampuan
menciptakan sesuatu dan memecahkan problematika hidup
2. KELUARGA
Keluarga
adalah kelompok individu yang utama
dan pertama Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan
suatu kelompok kecil dalam
masyarakat. Dalam hubungannya dengan perkembangan individu, keluarga sering
dikenal dengan sebutan primary group.
Keluarga inilah yang melahirkan individu
dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya
dalam masyarakat. Keluarga dapat dibentuk melalui persekutuan-persekutuan individu karena adanya hubungan darah perkawinan ataupun adopsi.
Keluarga dibentuk dari dua orang individu yang berlainan jenis kelamin yang diikat tali perkawinan. Ada juga
keluarga yang dibentuk tanpa ikatan
perkawinan, namun tetap menganut pola-pola yang berlaku layaknya suami-istri. Kekerabatan
seseorang dengan orang lain karena keterkaitan garis keturunan dari pihak ayah disebut patrinial. Kekerabatan seseorang dengan orang lain karena keterkaitan garis
keturunan dari pihak ibu disebut
matrinial.
Keterpisahan seseorang dari keluarga, tidak
menghilangkan kekerabatan dengan keluarga asalnya, karena kekerabatan terkait
dengan garis keturunan. Jika seorang laki-laki masuk ke keluarga sang istri
disebut matrilokal. Jika seorang wanita masuk ke keluarga sang suami
disebut patrilokal.
Ditinjau dari aspek tanggung jawab dan kewajiban,
kekerabatan keluarga terbagi 2 (dua), yaitu: gemein schaft dan gessel
schaft.
Gemein schaft
Kekerabatan keluarga dengan perasaan kesetiakawanan dan kesadaran
kolektif yang besar.
Gessel schaft
Kekerabatan yang jauh pertaliannya dengan tidak diikat oleh perasaan
kesetiakawanan dan kesadaran kolektif yang besar.
Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap keluarga, yaitu:
1.
Status sosial ekonomi keluarga
2.
Faktor keutuhan keluarga
3.
Sikap dan kebiasaan orang tua
4.
Kepatuhan setiap anggota keluarga terhadap norma yang diterapkan dalam
keluarga
Keluarga sebagai wadah kehidupan individu, berperan
penting dalam membina dan mengembangkan individu yang bernaung di dalamnya. Keluarga
sebagai kelompok kecil dan bagian dari masyarakat, merupakan wadah proses
sosialisasi paling dini bagi tiap anggotanya untuk menuju pergaulan masyarakat
yang lebih kompleks dan luas.
Fungsi
keluarga
(William F. Ogburn), yaitu:
1.Fungsi pelindung
2.Fungsi ekonomi
3.Fungsi pendidikan
4.Fungsi rekreasi
5.Fungsi agama
Perkawinan merupakan elemen pembentukan keluarga. Perkawinan
di awali keterkaitan seorang pria dan wanita untuk menjalin hubungan dan hidup
bersama untuk mencapai tujuan bersama. Ahli sosiologi: “Perkawinan merupakan
penyatuan antar satu orang pria atau lebih dengan seorang wanita atau lebih
yang diberi kekuatan sanksi sosial dalam suatu hubungan suami istri”.
Pemilihan jodoh sebelum proses perkawinan,
difokuskan pada pemilihan orang yang dapat bekerja dan hidup bersama untuk
mencapai tujuan bersama atas dasar saling pengertian. Faktor perbedaan yang
dibawa masing-masing pihak (kekurangan dan kelebihan) serta fungsi
masing-masing, memerlukan proses adaptasi, yang biasanya tidak sepenuhnya dapat
diterima dan dilakukan oleh setiap individu yang memasuki jenjang perkawinan.
C.
MASYARAKAT
Lahirnya masyarakat di awali adanya ketergantungan
seseorang kepada orang lain untuk bekerja sama dan mencapai tujuan bersama. Perbedaan prinsip, nilai, tujuan, dan kepentingan
masyarakat, melahirkan 2
(dua) macam bentuk masyarakat:
1. Masyarakat
paguyuban (gemein schaft)
Masyarakat
yang diliputi perasaan setia kawan dan keadaan kolektif yang besar. Ciri-cirinya: taat, rela berkorban,
dan solidaritas yang kokoh dan permanen, serta pemenuhan hak tidak selalu
dikaitkan dengan kapasitas kewajiban.
2. Masyarakat
patembayan (gessel schaft)
Masyarakat
dengan pertalian yaang lebih renggang dan hanya untuk mencapai tujuan bersama
semata. Ciri-cirinya: kesetiaan,
kepatuhan, dan solidaritas yang sementara serta pemenuhan hak seseorang
didasarkan pada pemenuhan kewajiban
Ada 2 (dua) tingkatan masyarakat, yaitu:
1. Masyarakat
tradisional
Karakteristiknya:
§ Sangat
erat dan tergantung dengan lingkungan hidupnya (manusia, benda, kondisi alam)
§ Mata
pencaharian sebagai petani dan nelayan dengan teknologi sederhana
§ Melakukan
perladangan berpindah
§ Kental
dengan kesederhanaan dan gotong royong
§ Terdapat
masyarakat elite (tuan tanah/ rentenir)
§ Pemimpinnya
cenderung otokratis berdasarkan aturan adat
2. Masyarakat
modern
Karakteristiknya:
§ Mata
pencaharian di sektor jasa dan perdagangan (bukan pertanian semata)
§ Pertanian
dengan menggunakan teknologi dan tenaga terampil
§ Sudah
bisa memproduksi barang sesuai permintaan pasar
D.
INTERAKSI SOSIAL
Manusia
selalu hidup bersama dan berada di antara manusia lainnya. Manusia bergaul, berkomunikasi,
dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam diri manusia terdapat dorongan
untuk hidup bermasyarakat di samping dorongan keakuan, yang mendorong manusia
bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri. Interaksi sosial bisa dalam
berbagai bentuk, mis: hubungan antar pribadi, berkoperasi, dan mengikatkan diri
pada suatu kelompok. Tiap individu yang lahir ke dunia, memiliki dan membawa
dorongan untuk berinteraksi dengan sesamanya. Dorongan berinteraksi sosial
inilah yang menyebabkan seorang individu dapat menempatkan kepentingan umum di
atas kepentingan pribadinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar