Poltekkes Kemenkes TA. 2014-2015
DAN
RUANG LINGKUP ISBD
Kelompok
1:
A. Asti
Meilyani
Wiwid Cahyani Saputri
Muflihafizunnisa
Sandy Kurniawan
Anita Rahayu
Eka Melayanti
Gita Kasmini
Musyahidah Mustakim
Nurfitriani Lestari
Diskusi kelompok ini
berlangsung pada hari Rabu, 29 Oktober 2014 pada pk.11.00-12.00, dengan Aurelia
Tifany Kapi yang bertindak sebagai notulen. Dua orang anggota Kelompok 1
bertindak sebagai moderator dan penyaji materi makalah
diskusi. Kegiatan diskusi berjalan dengan tertib, tenang,
dan lancar. Seluruh anggota kelompok 1 mampu menjawab berbagai pertanyaan yang
dilontarkan oleh para peserta diskusi dengan baik. Adapun beberapa penanya dan
pertanyaan yang muncul dalam diskusi ini, adalah:
- Andi Rahmat (Klpk. 5): “Terkait sistem pendidikan yang diwariskan oleh Bangsa Belanda, apakah maksud dari ‘pendidikan dianggap sebagai barang elite dan mewah’?”
- Ikra Yuni Saputri (Klpk. 2): “Apa kelebihan dan kekurangan bila ISD dan IBD dipisahkan, dan apa pula kelebihannya bila digabungkan?”
- Nur Atika Marzuki (Klpk. 4): “Coba jelaskan, apa yang dimaksud ‘sistem pendidikan yang terkotak-kotak’?”
- Nisfawati (Klpk. 2): “Jelaskan makna ISBD sebagai alternatif pemecahan masalah sosial budaya serta sebagai mata kuliah kemasyarakatan dan pendidikan umum?”
- Feni Agustina (klpk. 5): “Bagaimana cara memenuhi tuntutan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya aspek Pengabdian Masyarakat?”
- Kartika Kamaruddin (Klpk. 3): “Apakah isi kritikan para cendekiawan, sehingga tercipta mata kuliah ISBD?”
- Ade Armanto (Klpk. 4): “Di mana letak perbedaan antara Ilmu Sosiologi dan ISBD, dan mengapa di perguruan tinggi lebih dominan mempelajari ISBD?”
- Sigit Haryono Arianto (Klpk. 3): “Apa hubungan ISBD dan IPTEK?”
- Siti Hanifah S. (Klpk. 2): “Bagaimana pendapat anda akan konsep manusia dan kebudayaannya yang tidak sama dengan ajaran agama Islam?”
- Ayu Azzahra (Klpk. 4): “Bagaimana cara mengembangkan daya kritis terhadap persoalan kemanusiaan dan sosial budaya?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar