MATERI KULIAH ASAS-ASAS
MANAJEMEN
Hafiz Elfiansya Parawu, ST. M.Si.
9. Pengawasan
Pengertian
Pengawasan (Winardi,
1993), adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya
memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan
Bentuk
Jenis Pengawasan
3 (tiga) bentuk
jenis pengawasan berdasarkan sudut pandang pengawasan tersebut ditinjau, yaitu:
1. Dilihat dari sudut
subjek yang mengawasinya, terdiri dari: (a) Pengawasan internal dan eksternal;
(b) Pengawasan langsung dan tidak langsung; (c) Pengawasan formal dan informal;
dan (d) Pengawasan manajerial dan staf
2. Dilihat dari sudut
objek yang diawasinya, terdiri dari: (a) Pengawasan materiil dan produk jadi/
setengah jadi; (b) Pengawasan keuangan dan biaya; (c) Pengawasan waktu; dan (d)
Pengawasan personalia
3. Dilihat dari sudut
fungsi/ kepentingan lembaga, terdiri dari: (a) Pengawasan internal dan
eksternal; dan (b) Pengawasan preventif dan represif
Fungsi-fungsi
Pengawasan
4 (empat) fungsi
pengawasan, yaitu:
1.
Mencegah
terjadinya berbagai penyimpangan atau kesalahan
2.
Memperbaiki
berbagai penyimpangan dan kesalahan yang terjadi
3.
Memepertebal
rasa tanggung jawab terhadap karyawan atau para pekerja dalam melakukan tugas
yang dibebankannya
4.
Mendinamisasikan
organisasi serta semua kegiatan manajemen lainnya
Tipe-tipe
Pengawasan
3 (tiga) tipe pengawasan
(Donelly, et.al. dalam Zuhad, 1996: 302), yaitu:
1. Pengawasan
pendahuluan (preliminary control), pengawasan
yang dilakukan sebelum kerja dilakukan
2. Pengawasan saat
kerja berlangsung (concurrent control), pengawasan
yang terjadi ketika pekerjaan dilaksanakan untuk memastikan bahwa sasaran telah
dicapai
3. Pengawasan umpan
balik (feed back control), mengukur
hasil kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mengukur penyimpangan yang mungkin
terjadi atau tidak sesuai dengan standar
Prinsip-prinsip
Pengawasan
7 (tujuh) prinsip pengawasan (Massie, 1973),
yaitu:
1. Tertuju pada
strategi kunci sasaran yang menentukan keberhasilan
2. Menjadi umpan balik
sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan
3. Fleksibel dan
responsif terhadap perubahan-perubahan kondisi dan lingkungan
4. Cocok dengan
organisasi pendidikan, mis: organisasi sebagai sistem terbuka
5. Merupakan kontrol
diri
6. Bersifat langsung,
yaitu pelaksanaan kontrol di tempat kerja
7. Memerhatikan hakikat
manusia dalam mengontrol para personel
Teknik-teknik
Pengawasan
Teknik
pengawasan (Siagian, 2000: 259), yaitu:
1. Pengamatan langsung
2. Pengawasan melalui
laporan
3. Pengawasan melalui
wawancara
Tahapan Proses
Pengawasan
1. Menetapkan standar
pekerjaan
2. Mengukur prestasi
kerja
3. Menyesuaikan
prestasi kerja dengan standar
4. Perbandingan pelaksanaan
dengan standar dan analisis penyimpangan
5. Mengambil tindakan
korektif
10.
Manajemen
Berdasarkan Sasaran (MBS)-MBO
Konsep
MBO/ MBS diperkenalkan oleh Peter Drucker pada akhir tahun 1950. MBO/ MBS
dilaksanakan berdasarkan asumsi dasar, bahwa apa yang terjadi di lapangan belum
tentu sesuai dengan apa yang dipahami oleh pimpinan. Pimpinan seringkali lebih
berfungsi dalam penetapan kebijakan, adapun yang bersifat teknis biasanya
dilakukan oleh bawahan.
Partisipasi
aktif semua pihak dalam organisasi adalah kunci penting keberhasilan pendekatan
MBO/ MBS dalam perencanaan organisasi.
Konsep
MBO/ MBS adalah sebuah kesepakatan formal antara pimpinan dan bawahan, dalam
hal:
1. Tujuan
yang ingin dicapai oleh setiap bagian/ bawahan (subordinates)
2. Perencanaan
yang akan dilakukan
3. Standar
pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan
4. Prosedur
untuk mengevaluasi keberhsilan pencapaian tujuan
11.
Mashab-Mashab
Manajemen
Mashab manajemen artinya metode yang dibentuk setelah melalui pemikiran
dan penelitian untuk mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu
yang dijadikan sebagai pedoman yang jelas.
Menurut G. R. Terry, mashab-mashab manajemen,
adalah:
1.
Mashab
manajemen berdasarkan kebiasaan (management by custom school),
berpendapat bahwa memimpin, mengatur, mengambil
keputusan, pemecahan penyelesaian masalah, dan lain sebagainya hanya didasarkan
atas kebiasaan-kebiasaan yang telah dilakukan oleh pihak-pihak lain,
sehingga tidak menimbulkan kreasi-kreasi baru dan menghilangkan daya pikir dan
kreativitas
2.
Mashab
manajemen ilmiah, berpendapat bahwa memimpin,
mengatur, mengambil keputusan, pemecahan penyelesaian masalah, dan lain
sebagainya hanya didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang telah dilakukan oleh
metode-metode ilmiah
3.
Mashab
manajemen perilaku, berpendapat bahwa manusia
harus menyadari bahwa manajemen tidaklah dilakukan sendiri, justru manejerlah yang
harus menyebabkan orang lain melakukannya, berdedikasi dan berpartisipasi
tinggi untuk meyelesaikan tugas-tugasnya
4.
Mashab
manajemen sosial, berpendapat bahwa kehidupan sosial
menetukan interaksi dan kerja sama manusia yang secara bersama-sama membentuk
suatu entitas sosial
5.
Mashab
manajemen sistem, berpendapat bahwa untuk memenuhi tuntutan efisiensi dan efektivitas kerja
setiap petugas diperluakn adanya sistem kerja up to date, tepat guna, serta sesuai dengan kondisi setempat
6.
Mashab
manejemen berdasarkan keputusan, berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan tugas utama seorang
manejer. Suatu keputusan manejerial bukan saja merupakan “apa yang harus
dilakukan“ tetapi juga “bagaimana dan bilamana harus melakukannya”
7.
Mashab
manajemen pengukuran kuantitatif, berpendapat bahwa manejemen adalah sebuah entitas logis yang
tindakan-tindakannya dalam bentuk simbol-simbol dan hubungan-hubungan matematis
serta dalam bentuk data yang dapat
di ukur
8.
Mashab
proses manajemen, berpendapat bahwa manajemen
merupakan serangkaian aktifitas yang terdiri dari sub-sub aktivitas tertentu.
Serangkaian aktivitas ini dilakukan dalam fungsi-fungsi manajemen yang
merupakan sebuah proses yang unik
9.
Mashab
manajemen menurut keadaan, berpendapat bahwa kemungkinan-kemungkinan
peristiwa yang mungkin terjadi merupakan hal yang penting dan harus
dipertimbangkan dalam mempelajari organisasi dan manajemen
12.
Filsafat Proses
Manajemen
Menurut F.W.
Taylor, filsafat manajemen
adalah kumpulan pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar atau basis
yang luas untuk menentukan pemecahan terhadap masalah-masah manajer.
Dalam filsafat manajemen, manajer akan lebih bertanggung jawab dalam perencanaan dan pengendalian serta dalam menafsirkan kepandaian-kepandaian para pekerja dan mesin-mesin menurut aturan, hukum, dan formula, sehingga dengan jalan demikian akan membantu pekerja melakukan pekerjaannya dengan biaya yang rendah guna mencapai penghasilan yang lebih besar
Dalam filsafat manajemen, manajer akan lebih bertanggung jawab dalam perencanaan dan pengendalian serta dalam menafsirkan kepandaian-kepandaian para pekerja dan mesin-mesin menurut aturan, hukum, dan formula, sehingga dengan jalan demikian akan membantu pekerja melakukan pekerjaannya dengan biaya yang rendah guna mencapai penghasilan yang lebih besar
Beberapa manfaat
filsafat manajemen, yaitu:
a. Memberikan suatu dasar dan pedoman bagi pekerjaan manajer
b.
Memberikan kepercayaan dan pegangan
bagi manajer dalam proses manajemen untuk mencapai tujuan
c.
Memberikan dasar dan pedoman
berpikir efektif bagi manajer
d.
Proses berpikir dengan mudah dapat
diorientasikan
e.
Tekanan diletakkan atas keseluruhan,
bukan pada bagian individual yang dipilih
f.
Dapat dipergunakan untuk mendapatkan
sokongan dan partisipasi para bawahan jika mereka mengetahui peranan manajer
dan mengerti tindakan-tindakannya, asalkan mereka telah menghayati filsafat
manajemen
g.
Memberikan pedoman arah pemecahan
yang terbaik terhadap masalah-masalah yang dihadapi manajer
h.
Menjadi pedoman dasar dan
kepercayaan bagi manajer dalam melakukan wewenang kepemimpinannya
DISKUSI KELOMPOK
JUDUL MAKALAH:
KLP I :
PENGAWASAN
KLP II :
MANAJEMEN BERDASARKAN SASARAN (MBS)-MBO
KLP III :
MASHAB-MASHAB MANAJEMEN
KLP IV : FILSAFAT MANAJEMEN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar