Selasa, 25 November 2014

Materi 6 Ilmu Sosial Budaya Dasar



MATERI KULIAH
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)


Hafiz Elfiansya Parawu, ST., M.Si.

Pertemuan VI
KONSEPSI IBD DALAM KESUSASTRAAN, SENI, AGAMA, FILSAFAT, DAN KEINDAHAN


A.   Sastra
Di Indonesia, karya sastra yang bergaya romantik yang lebih mengutamakan pengorbanan perasaan daripada penalaran, pada umumnya dihasilkan oleh pengarang-pengarang pada zaman Balai Pustaka (1920-1930) dan Pujangga Baru (1933-1943). Buku-buku jenis prosa roman ataupun puisi-puisi pada masa tersebut lebih banyak menggerakkan perasaan haru dibandingkan puisi-puisi dan prosa-prosa Indonesia modern yang lebih banyak membuat pembacanya berpikir dan berkreasi keras. Keindahan cipta sastra zaman tahun 1920an-1930an merupakan keindahan romantik yang semata-mata berdampak emosional. Kata-kata: awan, mega, angin, cahaya, malam, dan margasatwa merupakan contoh kata-kata yang kerap digunakan penyair dalam bahasa sendu untuk menyertai rasa duka nestapanya.
Contoh karya sastra dari Iskandar/ F. Zai:

Dewi Anggraini

Dewi Anggraini cantik nian menawan
Memikat para satria jaya sakti
Dewi Anggraini engkaulah pujaan dewata
Penghias taman sorga loka

Jika malam gelap kelam
Cahayamu jua pembawa harapan
Jika hati resah duka
Engkau jualah pelipurku

Setiap waktu kumenantikan
Suara nan merdu merayu
Menembang tembang kasih mesra
Dewi Anggaini engkaulah permata kemilau teladan putri Indonesia
        
B.   Seni
Seni adalah keindahan yang diciptakan oleh manusia. Pada hakekatnya, seni adalah indah. Tetapi, bukan berarti bahwa segalanya yang indah adalah seni. Seni (Muhtar Lubis), merupakan produk daya inspirasi dan daya cipta manusia yang bebas dari cengkeraman dan belenggu berbagai ikatan. Sehingga, di dalam seni orang mencoba mendeskripsikan sebuah gejala dengan sepenuh maknanya. Melalui berbagai kemampuan, manusia berusaha mengungkapkan objek penelaahan itu sehingga bermakna bagi penciptanya dan sekaligus bagi orang lain yang menikmatinya.
Seni dapat pula diartikan sebagai pengaturan dari isi kesadaran jiwa atau kehidupan perasaan penciptanya dalam segala aspeknya. Sehingga, karya seni ditujukan kepada manusia dengan harapan bahwa pencipta dan objek yang diungkapkannya mampu berkomunikasi dengan manusia. Dengan demikian, memungkinkan manusia tersebut berkomunikasi dengan cara menangkap pesan yang dibawa oleh karya seni tersebut. Pesan yang dibawakan oleh para seniman biasanya bersifat moral, estetik, gagasan, pemikiran, atau politik. Pesan yang disampaikan hanya berupa himbauan yang diharapkan mampu memengaruhi sikap dan perilaku mereka.
Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori yang mengemuka. Teori-teori tersebut, adalah:
1.  Teori Pengungkapan
The Liang Gie dalam bukunya Garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan), menjelaskan bahwa setelah mendapat inspirasi berupa pengalaman, maka apa yang telah dialami itu direnungkan, lalu diungkapkan, dan hasil ungkapan itu adalah seni
2.  Teori Metafisik
The Liang Gie menjelaskan bahwa teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato. Plato mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tinggi sebagai realita Ilahi. Karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan imitasi dari realita duniawi
3.  Teori Psikologis
The Liang Gie berpendapat bahwa berdasarkan psikoanalisis, proses penciptaan seni merupakan wujud pemenuhan keinginan bawah sadar seorang seniman, dan karya seni yang diciptakan merupakan bentuk terselubung yang diwujudkannya

C.   Agama
Sikap halus atau lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama dari individu yang beragama. Individu yang memiliki dasar agama yang baik, akan bersikap lemah lembut, suka memerhatikan keperluan orang lain, dan suka menolong orang lain. Juga memperlihatkan sifat-sifat ramah, sopan, dan sederhana dalam pergaulan.
Kehalusan atau kekerasan seseorang dapat terlihat dari gerak laku, roman muka, dan tutur bahasa. Bagian rohaniah yang melahirkan sikap ialah kemauan (karsa), perasaan (rasa), dan pemikiran (cipta). Tiga unsur rohaniah inilah yang saling berkaitan dan saling memengaruhi dalam mewujudkan tingkah laku, tutur bahasa, dan perbuatan sehingga dapat dinilai kehalusan atau kekasarannya.
Prinsip hidup kekeluargaan harus didasarkan pada nilai-nilai keagamaan, sehingga tercipta cinta kasih, keadilan, kejujuran, kesetiaan, ketertiban, dan kedisiplinan. Pergaulan yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan, tentu akan melahirkan kehalusan dalam pergaulan. Sekurang-kurangnya akan tercipta ketenteraman dan kesejahteraan.   
 
D.   Filsafat
Berfilsafat adalah setiap kegiatan untuk merenung atau berpikir secara mendalam akan segenap pengetahuan yang telah dimiliki. Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri pada penalaran, yaitu berpikir yang logis dan analitis.
Pemikiran kefilsafatan memiliki 3 (tiga) macam ciri, yaitu:
1.  Menyeluruh, dalam artian pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandang tertentu
2.  Mendasar, dalam artian pemikiran yang mendalam sampai kepada hasil yang dapat dijadikan dasar berpijak (fundamental) bagi segenap bidang keilmuan
3.  Spekulatif, dalam artian hasil pemikiran yang dapat dijadikan dasar pemikiran selanjutnya
Setiap hasil seni lahir dari hasil renungan. Tanpa direnungkan, hasil seni tidak akan mencapai keindahan.
 
E.    Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah. Keindahan berasal dari terjemahan bahasa Inggris beautiful, bahasa Perancis beau, serta bahasa Italia dan Spanyol bello, yang kesemuanya berasal dari bahasa Latin bellum.
Benda yang memiliki sifat indah adalah hasil seni (meskipun tidak semua hasil seni itu indah) dan ciptaan Tuhan. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama, yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah.
Ada 7 (tujuh) sifat keindahan, yaitu:
1.  Keindahan itu kebenaran
2.  Keindahan itu abadi
3.  Keindahan memiliki daya tarik
4.  Keindahan itu universal
5.  Keindahan itu wajar
6.  Keindahan itu kenikmatan
7.  Keindahan itu kebiasaan













Tidak ada komentar:

Posting Komentar